Dalam memilih KPR (Kredit Pemilikan Rumah), penting untuk memahami perbedaan antara bunga KPR flat dan floating. Kedua jenis bunga ini memiliki perbedaan yang signifikan.
Sebagai langkah antisipasi sebelum beli rumah KPR, Anda wajib tahu apa itu bunga KPR flat dan floating. Ditambah lagi tahu mekanisme perhitungan bunga KPR flat dan floating supaya lebih jelas.
Pengertian dan Contoh Bunga KPR Flat dan Floating
Artikel ini akan menjelaskan konsep kedua jenis bunga tersebut. Mulai dari kelebihan dan kelemahannya serta cara perhitungannya. Dengan tujuan membantu memilih bunga KPR yang sesuai dengan situasi keuangan Anda.
1. Definisi dan Perhitungan Bunga KPR Flat
Bunga KPR flat memiliki angsuran tetap yang memudahkan perencanaan keuangan. Namun, bunga ini tidak mengikuti perubahan suku bunga, sehingga kurang fleksibel. Sebaiknya memilih bunga KPR flat saat mencari stabilitas keuangan dan preferensi terhadap angsuran tetap.
Contoh perhitungan angsuran KPR dengan harga rumah Rp 200 juta dan bunga KPR flat sebagai berikut:
Hitung pokok pinjaman:
Pokok pinjaman = Harga rumah - Uang muka
Pokok pinjaman = Rp 200 juta - (sebagai contoh, Rp 50 juta) = Rp 150 juta
Hitung angsuran bunga per bulan:
Angsuran bunga = Pokok pinjaman x Suku bunga / 12
Misalnya, dengan suku bunga flat 8%:
Angsuran bunga = Rp 150 juta x 8% / 12 = Rp 100.0000
Hitung angsuran pokok per bulan:
Angsuran pokok = Pokok pinjaman / (Tenor x 12)
Misalnya, dengan tenor 10 tahun:
Angsuran pokok = Rp 150 juta / (10 x 12) = Rp 125.0000
Hitung total angsuran per bulan:
Total angsuran = Angsuran bunga + Angsuran pokok
Total angsuran = Rp 100.000 + Rp 125.000 = Rp 225.000
Perhitungan di atas menunjukkan bahwa angsuran KPR flat per bulan adalah Rp 225.000 selama 10 tahun.
2. Konsep dan Mekanisme Bunga KPR Floating
Bunga KPR floating berubah mengikuti perubahan suku bunga, memberikan fleksibilitas. Namun, ada ketidakpastian angsuran dan risiko suku bunga naik. Disarankan memilih bunga KPR floating untuk jangka panjang, toleransi risiko, dan antisipasi penurunan suku bunga.
Contoh perhitungan angsuran KPR dengan harga rumah Rp 200 juta dan bunga KPR floating 3 bulan pertama 6% adalah sebagai berikut:
Hitung pokok pinjaman:
Pokok pinjaman = Harga rumah - Uang muka
Pokok pinjaman = Rp 200 juta - (sebagai contoh, Rp 50 juta) = Rp 150 juta
Hitung angsuran bunga per periode:
Angsuran bunga = Pokok pinjaman x Suku bunga / 12
Misalnya, untuk periode pertama (3 bulan) dengan suku bunga 6%:
Angsuran bunga = Rp 150 juta x 6% / 12 = Rp 750.000
Hitung angsuran pokok per periode:
Angsuran pokok = Total angsuran - Angsuran bunga
Misalnya, jika total angsuran per bulan adalah Rp 2 juta:
Angsuran pokok = Rp 2 juta - Rp 750.000 = Rp 1.250.000
Hitung sisa pokok pinjaman setelah setiap periode:
Sisa pokok pinjaman = Pokok pinjaman - Angsuran pokok
Misalnya, setelah 3 bulan:
Sisa pokok pinjaman = Rp 150 juta - (Rp 1.250.000 x 3) = Rp 146.250.000
Lanjutkan perhitungan untuk setiap periode berikutnya dengan memperhatikan perubahan suku bunga acuan bank dan angsuran pokok yang telah dibayar.
Pertimbangan dalam Memilih Bunga KPR
Dari penjelasan di atas sebelum Anda memutuskan memilih tipe bunga KPR maka penting untuk evaluasi stabilitas suku bunga melalui analisis kondisi pasar dan perkiraan perubahan.
Kemudian tinjau kemampuan keuangan dan risiko pribadi, serta persiapkan cadangan dana. Pertimbangkan juga rencana keuangan jangka panjang, seperti investasi atau penjualan properti.
Kesimpulan
Mengetahui perbedaan bunga KPR flat dan floating membantu membuat keputusan finansial yang bijaksana. Pilih jenis bunga yang sesuai dengan situasi keuangan, dengan mempertimbangkan stabilitas, preferensi angsuran, responsivitas terhadap perubahan suku bunga, dan rencana jangka panjang.